Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Keshalihan bisa terbaca...

Published by Iga Indah under on 20.43
Keshalihan seseorang adalah sesuatu yang bisa terbaca, dirasakan, teraba, terlihat dan terdengar. Ia bukan hal yang berada dalam angan-angan, atau kasat mata bagi manusia.

Seorang manusia shalih ibarat air jernih yang bisa diraup oleh kedua telapak tangan, diteguk ke dalam kerongkonan demi menghilangkan dahaga. Keshalihan seseorang tidaklah gelap tak tampak atau sebuah nama tanpa bentuk. Ia bak cermin bening yang memantulkan cahaya. Engkau akan merasakan keshalihan seseorang saat bertatap mata dengannya, mendekatkan lutut pada lututnya, berdialog dan berbicara dengannya. Keshalihan hampir selalu kan terbaca, meski dalam kilas waktu yang sangat singkat. Karena ia adalah bahasa indah hati yang terpancar dalam gerak, perbuatan dan ucapan. Bila keshalihan tak terbaca maka bagaimana engkau bisa menemukan pemiliknya, apalagi menobatkan dirimu sebagai temannya.

“Pemisalan seorang teman yang shalih adalah seperti penjual minyak wangi. Kalaupun ia tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita mendapatkan aromanya yang semerbak. Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak ubahnya pandai besi. Kalaupun kita tak terkena asap hitamnya, setidaknya kita akan mencium bau busuk dari tungkunya” (Riwayat Abu Dawud)

Perkataan seorang yang shalih itu menyejukkan, tutur katanya indah untuk dicerna dan dirasa. Tindak tanduknya santun berusaha menepati petunjuk Al Qur’an dan tuntunan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan gamblang menjelaskan pribadi beliau,“Rasulullah  shallallahu’alaihi wa sallam adalah pribadi yang tidak suka berbicara keji atau membiasakan diri berkata keji, tidak suka mengutuk dan mencaci maki.”

Ali bin Abi Thalib menceritakan, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang selalu ceria, supel,santun,tidak kasar dan bengis, tidak suka berteriak-teriak, tidak suka mencaci dan tidak kikir.”
Sebaliknya, seorang yang ahli maksiat tak akan mampu berlama menyembunyikan apa yang tersimpan di dalam hatinya. Selalu saja perbendaharaan keburukan yang ada di dalam hati akan tersingkap dalam ucapan dan perbuatan. Benarlah sebuah ungkapan.

“setiap kali seseorang menyembunyikan sesuatu dalam hatinya, pasti akan ditampakkan oleh Allah Azza wa Jalla melalui mimik wajahnya dan gerakan lisannya.”

Memilih seorang teman yang shalih bukan saja sebuah keniscayaan, namun juga merupakan kebutuhan. Karena bagaimana mungkin engkau akan mampu tenang hati saat kepalamu dijejali dengan kata-kata kasar seorang yang tak shalih. Bagaimana mungkin pandanganmu akan tentram menyaksikan tingkah polah seorang yang kasar perilaku. Teman yang shalih adalah kebutuhan di masa ini dan mendatang. Ia masih ada dan bisa dicintai. Sungguh indah perkataan Ibnul Mubarak rahimahullah,
“aku mencintai orang-orang shalih, meski aku bukan termasuk di antara mereka. Aku benci pecandu maksiat, meskipun mungkin aku lebih buruk dari mereka”

Sumber : Majalah Elfata edisi 12 vol 09-2009
dapat dr notenya mb Rahayu Sulistiyorini di facebook

Semoga bermanfaat :)

1 comments:

NOERMA site mengatakan... @ 26 Juni 2011 pukul 21.45

ada abu bakar yang bijaksana serta peka
ada umar yang keras lagi kokoh
ada usman yang pemalu juga mulia
dan ada pula ali yang cerdas dan bersinar

semua terbingkai indah,, dalam balutan iman..
hasil didikan nabi ^^

Posting Komentar